Suatu saat nanti, sekitar
5 miliar tahun lagi, Matahari -- di mana Bumi dan seluruh planet di
Tata Surya akan mati. Penemuan struktur spiral aneh yang mengelilingi
sebuah bintang merah raksasa yang sekarat, mungkin jadi petunjuk,
bagaimana perilaku Sang Surya di akhir hidupnya.
Spiral tersebut ditemukan tim astronom internasional menggunakan teleskop Atacama Large Millimeter/Submillimeter Array (ALMA) in utara Chile. Struktur itu sebelumnya belum pernah dijumpai itu berada dalam
kungkungan gas dan debu di sekitar bintang merah yang jaraknya sekitar 1.000 juta tahun cahaya dari Bumi.
Spiral itu diperkirakan dibentuk oleh gas dari bintang raksasa merah yang sekarat -- yang disebut R Sculptoris.
Struktur ini menyediakan informasi tentang kecepatan angin meniup R Sculptoris, mengungkap bahwa bintang itu telah kehilangan massanya tiga kali lipat dari yang diperkirakan sebelumnya.
"Kami telah melihat bentuk seperti cangkang di sekitar bintang jenis ini sebelumnya, namun ini adalah pertama kalinya kami melihat spiral material yang keluar dari bintang," kata penulis utama Matthias Maercker, ilmuwan dari University of Bonn, Jerman. "Kita bisa 'berjalan' di sepanjang spiral dan menggunakannya sebagai jam untuk melihat apa yang sedang terjadi."
Untuk diketahui, bintang seperti Matahari akan berkembang menjadi raksasa merah pada tahap terakhir dari evolusinya. Ketika matahari mencapai tahap ini dalam waktu sekitar 5 miliar tahun, lapisan luarnya akan menyebar sejauh orbit Bumi.
Setiap 10.000 hingga 50.000 tahun, muncul gas raksasa yang akan membakar helium selama beberapa ratus tahun, dalam proses yang dikenal sebagai thermal pulse. Proses ini juga menyebabkan pencampuran antar lapisan bintang.
"Elemen thermal adalah bagian penting dari evolusi akhir bintang," kata Maercker kepada SPACE.com. "Mereka bertanggung jawab untuk pembentukan unsur-unsur baru, yang pada akhirnya akan menjadi bintang dan sistem planet baru."
Spiral tersebut ditemukan tim astronom internasional menggunakan teleskop Atacama Large Millimeter/Submillimeter Array (ALMA) in utara Chile. Struktur itu sebelumnya belum pernah dijumpai itu berada dalam
kungkungan gas dan debu di sekitar bintang merah yang jaraknya sekitar 1.000 juta tahun cahaya dari Bumi.
Spiral itu diperkirakan dibentuk oleh gas dari bintang raksasa merah yang sekarat -- yang disebut R Sculptoris.
Struktur ini menyediakan informasi tentang kecepatan angin meniup R Sculptoris, mengungkap bahwa bintang itu telah kehilangan massanya tiga kali lipat dari yang diperkirakan sebelumnya.
"Kami telah melihat bentuk seperti cangkang di sekitar bintang jenis ini sebelumnya, namun ini adalah pertama kalinya kami melihat spiral material yang keluar dari bintang," kata penulis utama Matthias Maercker, ilmuwan dari University of Bonn, Jerman. "Kita bisa 'berjalan' di sepanjang spiral dan menggunakannya sebagai jam untuk melihat apa yang sedang terjadi."
Untuk diketahui, bintang seperti Matahari akan berkembang menjadi raksasa merah pada tahap terakhir dari evolusinya. Ketika matahari mencapai tahap ini dalam waktu sekitar 5 miliar tahun, lapisan luarnya akan menyebar sejauh orbit Bumi.
Setiap 10.000 hingga 50.000 tahun, muncul gas raksasa yang akan membakar helium selama beberapa ratus tahun, dalam proses yang dikenal sebagai thermal pulse. Proses ini juga menyebabkan pencampuran antar lapisan bintang.
"Elemen thermal adalah bagian penting dari evolusi akhir bintang," kata Maercker kepada SPACE.com. "Mereka bertanggung jawab untuk pembentukan unsur-unsur baru, yang pada akhirnya akan menjadi bintang dan sistem planet baru."
Paling Mahal
Bentuk spiral tak biasa
itu mungkin diciptakan oleh sebuah bintang pendamping tersembunyi
mengorbit raksasa merah. Temuan penelitian telah dipublikasikan dalam
jurnal Nature.
Untuk diketahui, ALMA adalah teleskop paling mahal di dunia berbasis darat yang menghasilkan gambar sepuluh kali lebih tajam dari Hubble.
Dengan lokasinya di ketinggian 16.000 kaki di Pegunungan Andes, ALMA adalah mesin tertinggi di dunia. ALMA memiliki 66 antena yang menjelajahi alam semesta melalui gelombang radio yang dipancarkan oleh galaksi, bintang dan benda lain yang tidak bisa ditangkap oleh teleskop optik dan inframerah -- yang hanya dapat menerima cahaya.
Untuk diketahui, ALMA adalah teleskop paling mahal di dunia berbasis darat yang menghasilkan gambar sepuluh kali lebih tajam dari Hubble.
Dengan lokasinya di ketinggian 16.000 kaki di Pegunungan Andes, ALMA adalah mesin tertinggi di dunia. ALMA memiliki 66 antena yang menjelajahi alam semesta melalui gelombang radio yang dipancarkan oleh galaksi, bintang dan benda lain yang tidak bisa ditangkap oleh teleskop optik dan inframerah -- yang hanya dapat menerima cahaya.
Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/358652-spiral-aneh-ini-jadi-petunjuk--kematian--matahari
0 komentar:
Posting Komentar