Mungkin kita hanya mengetahui bahwa pesawat bermesin jet berkembang sejak berakhirnya Perang Dunia II,
tapi tidak demikian bagi mereka yang mempunyai profesi sebagai
penghibur. Pada zamannya mereka hanya memproyeksikan pemikiran itu
sebagai hiburan, tetapi saat ini semua penggambaran mereka menjadi
kenyataan. Seperti beberapa tokoh yang saya temukan, berprofesi sebagai
penghibur dan juga sebagai kartunis di zamannya.
Futuristik Yang Menjadi Kenyataan
Futuristik modern dimulai pada awal abad ke-20 dengan serangkaian esai HG.Wells
yang disebut Wells, dia mengusulkan bahwa pemikir yang serius harus
menulis kebijaksanaan, faktual dan obyektif tentang kemajuan mekanik dan
ilmiah besar yang mengubah urusan manusia. Tetapi jika tujuan futurisme
hanya untuk menumpahkan kekuasaan gelap dan perubahan sejarah, maka
harus diingat bahwa sejarah adalah salah satu dari humaniora, bukan ilmu
pasti.
Mungkin suatu hal yang nihil untuk mengetahui masa depan, tetapi itu semua tidak menghentikan orang dari sikap ‘meramal’ dan terkadang dengan cara nyata dan penggunaan yang praktis.
Metode
pertama menggunakan statistik untuk menganalisis data yang sulit
dikumpulkan oleh pemerintahan dan bisnis, kemudian menyaring tren yang
mendasarinya. Ini merupakan penelitian demografis, bukan clairvoyance
yang memprediksi sebuah toko roti yang akan didirikan dipusat kota.
Metode
kedua menggunakan reportorial, dimana seseorang memahami bahwa masa
depan merupakan misteri gelap karena mereka tidak menanamkan upaya untuk
mencari tahu apa yang mungkin akan terjadi. Metode ketiga menggunakan
analogi historis, secara radikal dan akurat namun juga berbahaya karena
orang-orang yang stabilitasnya melekat tampak dari masa lalu.
Metode
keempat melibatkan serangkaian ritual aneh yang dikenal sebagai
skenario peramalan untuk mendorong perubahan mental melalui berbagai
bentuk sandiwara dan latihan. Metode kelima, jika individu tidak pernah
menemui modernitas maka dapat memberitahukan kepada mereka tentang hal
nyata, hal-hal asli yang sudah terjadi sekarang, dan bagi mereka semua
itu adalah masa depan.
Albert Robida, Futuristik Kota Listrik
Dengan kriteria itu, futuristik terbesar dari abad ke-19 tidak hanya HG.Wells tetapi juga kartunis asal Perancis Albert Robida.
Robida seorang pengarang satire yang tujuannya membuat orang tertawa,
sedih dan gelisah. Dia digambarkan pada pamflet-pamflet kota dan novel
sekitar awal abad ke-20.
Robida menggambarkan masa depan yang menggunakan listrik, komunikasi, mesin terbang, emansipasi wanita dan prospek futuristik yang jauh diluar pemikiran manusia saat itu.
Pengetahuan
ini tampak lucu baginya, tapi karena mereka memprediksi masa lalu kita
daripada masa depannya. Dan bagi kita (saat ini) mereka memiliki
kehebeatan luar biasa. Abad ke-20 manusia nyaris tak menyadari
keberhasilan prediksi Robida, sebuah perkiraan yang tadinya hanya
dianggap impian tetapi berbalik mendukung semua penggambarannya, bahkan
perkiraan itu dianggap berwawasan dan cerdas.
Push Button, Ilustrasi Komik Futuristik
Pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an, harapan Arthur Radebaugh memiliki masa depan sebagai ilustrator komik koran populer masa itu, termasuk komik Closer Than We Think serta iklan yang tak terhitung jumlahnya yang bertengger di sampul-sampul majalah.
Radebaugh seorang ilustrator komersial di Detroit ketika dia mulai bereksperimen dengan citra gedung pencakar langit fantastis dan futuristik,
mobil streamline yang digambarkannya kemudian membawa karir Radebaugh
pada pertengahan tahun 1950-an. Dia menemukan tempat baru untuk visi
masa depannya ketika menggambarkan komik Closer Than We Think, debutnya
pada tanggal 12 Januari 1958 beberapa bulan setelah Uni Soviet
meluncurkan Sputnik.
Radebaugh berhasil mempesona pembaca dengan penggambaran kehidupan sehari-hari berteknologi futuristik seperti jet, push-button education, dan robot yang bekerja di gudang.
Komik ‘Closer Than We Think’ selama lima tahun menarik simpati pembaca surat kabar di seluruh Amerika Serikat
dan Kanada, hingga pada puncaknya mencapai sekitar 19 juta pembaca.
Ketika Radebaugh meninggal di sebuah rumah sakit veteran pada tahun
1974, karyanya telah dilupakan sejak kemunculan The Jetsons dan Walt Disney Tomorrowland.
Buku Elektronik (iPad), Desain Futuristik Awal Abad 20
Buku elektronik futuristik sudah di prediksi ditahun-tahun sebelum era komputer berkembang. Keyakinan Thomas Edison di abad ke-19 menyakini bahwa buku-buku masa depan akan dicetak pada lembaran nikel.
April tahun 1935 isu penemuan buku elektronik futuristik menjadi langkah logis berikutnya dalam dunia penerbitan (Everyday Science and Mechanics, 1935).
Pada dasarnya orang-orang akan membaca mikrofilm yang dipasang pada
tiang besar, perangkat media ini akan menyediakan tempat duduk saat
membaca buku tebal.
Meskipun Rene Dagron memiliki hak paten pertama mikrofilm pada tahun 1859, tetapi George Lewis McCarthy
yang mengembangkan penggunaan praktis mikrofilm tahun 1925 yang
memungkinkan untuk membuat salinan miniatur dari dokumen bank. Eastman
Kodak membeli penemuan McCarthy pada tahun 1928 dan teknologi
miniaturisasi teks diadopsi dengan cepat pada tahun 1930-an. Pada tahun
1935, New York Times mulai menyalin semua edisi yang ke mikrofilm.
Mikrofilm merupakan alat praktis untuk pengarsipan bahan cetak untuk sejumlah lembaga di tahun 1930-an, termasuk Oglethorpe University
yang sedang mempersiapkan Crypt of Civilization. Crypt ini disegel pada
tahun 1938 dan dimaksudkan untuk dibuka pada tahun 8113, ini juga
merupakan ide futuristik yang ditanam pada sebuah kapsul.
0 komentar:
Posting Komentar